MUI: Kudeta di Mesir adalah Sebuah Pengkhianatan Demokrasi.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Slamet Effendy Yusuf mengatakan bahwa
kudeta militer terhadap pemerintahan Presiden Mohammad Mursi di Mesir
merupakan sebuah pengkhianatan terhadap demokrasi. "Melalui kudeta yang
seolah-olah didorong oleh kaum pluralis itu sudah mulai menjadi preseden
buruk bagi tatanan demokrasi di Mesir," ujar Slamet Effendy Yusuf saat
dihubungi di Jakarta, Jumat.
Slamet mengatakan bahwa pihak oposisi terlihat kehilangan akal,
sehingga menggunakan kekuatan dan senjata militer dalam menghadapi
pengunjuk rasa di Mesir. "Oleh karena pendukung Mursi itu solid dan
melakukan gerakan masif, maka kelihatan di sini militer kehilangan akal.
Hal ini menunjukkan bahwa Mesir sedang salah jalan," ujar Slamet.
Menurut Slamet, dunia harus bertindak tegas dengan menghentikan
bantuan militer dan menekan agar Mesir tidak merusak fundamental
demokrasi. "Jadi, tidak ada gunanya revolusi penggulingan Hosni Mubarok
sebelumnya, sehingga hanya memunculkan Mubarok lain dengan wajah
berbeda," kata Slamet.
Slamet mengemukakan, seharusnya pihak oposisi menunggu Pemilihan Umum
selanjutnya untuk meraih kekuatan, sehingga tatanan demokrasi di Mesir
dapat terjaga. Setelah Hosni Mubarak pada Revolusi 2011, kini
pemerintahan Presiden Mohamed Mursi, yang baru berjalan selama setahun,
digulingkan melalui kudeta militer. Tokoh sentral dalam penggulingan
kekuasaan Mursi tersebut adalah Panglima Militer merangkap Menteri
Pertahanan Mesir, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi.[rol]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar