Jakarta : MUI Rancah- Pemugaran makam almarhum Ustadz Jefry Al Buchori menuai pro dan kontra.
Bukan hanya di kalangan masyarakat, ada kesalahpahaman antara Umi Pipik
dan pihak keluarga besar Uje. Kini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)
turut mengomentari.
Ketua MUI, K.H. Amidhan, menjelaskan pemugaran makam dan membesar-besarkan adalah tindakan yang keliru.
"Ya
sebenarnya kalau di kuburan dibesar-besarkan untuk apa? Kalau untuk
membesarkan nama yang meninggal, apalagi terkait agama dan akidah, itu
keliru," kata Amidhan saat dihubungi lewat sambungan telefon, Selasa
(24/9/2013).
Menurut Amidhan, hanya makam orang-orang tertentu
saja yang pantas dibesarkan sebagai tujuan untuk penghormatan. Bahkan,
di Timur Tengah hanya beberapa saja makam yang dibesarkan karena
bertujuan untuk penghormatan atas ilmunya.
"Di Timur Tengah
semacam ini budaya kuburan hanya kuburan orang-orang yang terbilang luar
biasa, seperti Imam Bukhori, Itupun tidak semua ulama sependapat,"
ungkap Amidhan.
"Di Arab sendiri, kuburan Raja Faisal tidak jelas di mana dan bentuknya," tutup dia.
[okzn]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Semoga Allah SWT memberikan petunjuk yang terbaik..amien.
BalasHapus