BOGOR -
Salah satu pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Muhyidin
Junaidi menilai pernyataan Wapres Boediono tentang pengaturan suara azan
justru tidak sesuai dengan anjuran agama Islam. Alasannya, seorang
muazin (orang yang biasa mengumandangkan azan) saat mengumandangkan azan
memang harus bersuara keras agar agar terdengar jelas.
"Betapa banyak orang yang mendapat hidayah setelah mendengar suara azan. Bilal bin Rabah, muazin pertama terpaksa naik ke Kakbah untuk menyuarakan azan," terang Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri ini, Senin (30/4).
Namun, lanjut dia, muazin perlu melakukan pengaturan waktu yang pas tentang penggunaan pengeras suara. Itu agar tak mengganggu orang lain. Hal tersebut juga berlaku saat pembacaan wirid, nasyid dan acara keagamaan lainnya.
"Sudah keras saja masih banyak yang tidak salat. Apalagi kalau suaranya pelan. Wapres tidak usah bicara teknis lah. Ini tidak ada relevansinya," tegasnya.
Menurutnya, seharusnya pemerintah lebih fokus membenahi moral generasi muda yang kian tergerus budaya asing. Muhyidin mencontohkan rencana konser Lady Gaga di Jakarta, Juni mendatang.
Lebih baik, kata Muhyidin, pemerintah mengatur tata cara berpakaian dan aksi panggung penyanyi yang selalu tampil eksentrik dan seksi itu. "Lebih baik atur Lady Gaga ketimbang azan!" tandasnya.(ric/jpnn)
0 komentar:
Posting Komentar